Minggu, 08 Mei 2016

Novena Misioner Malem Slasa Kliwon di kerkof Rm. Sandjaja; Lembaga Hidup Bhakti dan Karya kepedulian pada kaum Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir dan Difabel (KLMTD)



Suster-Suster PPYK:
Hadir untuk mereka yang ditolak

PPYK, Siapakah mereka?
Secara resmi, PPYK adalah Perserikatan Privat Kaum Beriman Kristiani ( bdk. Kanon 298 – 311 serta Kanon 321 – 329 ) yang menuju Tarekat Hidup Bakti Biarawati Karmel St. Theresia Lisieux. Para suster PPYK menghayati ciri hidup seorang Karmel, sebagai rasul-rasul kontemplatif. Bunda Maria, Nabi Elia dan tentunya hidup Yesus Kristus sendiri menjadi model dan panutan di dalam menghayati gaya hidup tersebut dengan menjadikan St. Theresia Lisieux sebagai teladan bagi penghayatan cara hidup PPYK.
Dibalik itu, menurut Alm Mgr Kartasiswaya, wajah para suster PPYK bisa digambarkan sebagai
“… sekelompok wanita-wanita yang dengan setia dan tekun terus berdoa bagi Gereja dan dunia … sekelompok wanita-wanita yang memiliki hati dan cinta untuk senantiasa menghadirkan Allah dalam diri anak-anak yang terlantar …”


 Bagaimana karya pelayanan mereka?
Sejak dirintis oleh ibu Melania Sidik di Dusun Kedungsriti, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman pada tahun 1989, para suster PPYK setia berkarya untuk hadir bagi “mereka yang ditolak”. Setiap anggotanya berusaha menjalin relasi intim dengan Allah dengan penuh sukacita dan kegembiraan serta dalam semangat persaudaraan dan kesederhanaan hidup yang diwujudnyatakan dalam pelayanan kasih kepada sesama yang miskin, lemah, tersingkir dan secara khusus mengalami penolakan dalam hidup.
Mereka yang didampingi oleh para suster PPYK terutama adalah anak-anak. Sampai saat ini masih ada 43 anak yang tinggal dalam asuhan suster-suster PPYK. Anak-anak tersebut datang dari berbagai tempat di seluruh penjuru Indonesia, dari berbagai kalangan, dan dari berbagai latar belakang agama. Ada yang datang dalam kandungan ibunya, ada yang datang ketika masih kecil, dan ada yang datang sudah cukup besar. Rata-rata mereka datang dengan kisah hidupnya masing-masing. Anak yang ditolak karena kelahirannya tidak diharapkan, anak-anak yang dianggap “nakal”, atau yang tidak terpelihara karena berbagai alasan.
PPYK membatasi pendampingan untuk anak-anak sampai usia SMA saja. Sesudah itu diharapkan mereka bisa mandiri atau sudah kembali diterima oleh keluarga mereka.
Selain mereka yang tinggal dalam panti, para Suster PPYK juga aktif membantu pengembangan ekonomi rumah tangga dan bantuan beasiswa untuk lebih dari 200 anak usia sekolah yang tinggal di sekitar biara PPYK.

Tantangan karya
“Ada orang yang mengatakan bahwa kami melestarikan kenakalan. Bahkan ada yang mengatakan bahwa kami mendukung sex bebas dengan mendampingi kelahiran anak-anak yang tidak diinginkan oleh bapa ibunya dan merawat anak-anak mereka sekalipun orangtuanya pergi. Kami tidak (mendukung). Tuhan yang bawa mereka kepada kami setelah mereka ditolak dimana-mana, dan kami membantu mereka yang ditolak supaya bisa lanjutkan hidup,” demikian Sr Yohana, PPYK menjelaskan. 


Informasi lebih lanjut mengenai karya dan
pendampingan para suster PPYK
bisa dengan mengunjungi biara PPYK di:

Kedungsriti, Umbulharjo,
Cangkringan, Sleman, Tlp 08112655291
 atau
Kregan, Pakemgedhe, Pakembinangun,
Pakem Sleman, Yogyakarta. Tlp (0274) 896378.

Sr Theresia (Pimpinan Umum) 085643111197
Sr Santi (Wakil Pimpinan Umum) 081225555504. 







0 komentar:

Posting Komentar