Suster-Suster
PPYK:
Hadir untuk
mereka yang ditolak
PPYK, Siapakah mereka?
Secara
resmi, PPYK adalah Perserikatan Privat Kaum Beriman Kristiani ( bdk. Kanon 298
– 311 serta Kanon 321 – 329 ) yang menuju Tarekat Hidup Bakti Biarawati Karmel
St. Theresia Lisieux. Para suster PPYK menghayati ciri hidup seorang Karmel,
sebagai rasul-rasul kontemplatif. Bunda Maria, Nabi Elia dan tentunya hidup
Yesus Kristus sendiri menjadi model dan panutan di dalam menghayati gaya hidup
tersebut dengan menjadikan St. Theresia Lisieux sebagai teladan bagi
penghayatan cara hidup PPYK.
Dibalik
itu, menurut Alm Mgr Kartasiswaya, wajah para suster PPYK bisa digambarkan
sebagai
“… sekelompok wanita-wanita yang dengan setia
dan tekun terus berdoa bagi Gereja dan dunia … sekelompok wanita-wanita yang
memiliki hati dan cinta untuk senantiasa menghadirkan Allah dalam diri
anak-anak yang terlantar …”
Bagaimana karya pelayanan mereka?
Sejak
dirintis oleh ibu Melania Sidik di Dusun Kedungsriti, Umbulharjo, Cangkringan,
Sleman pada tahun 1989, para suster PPYK setia berkarya untuk hadir bagi
“mereka yang ditolak”. Setiap anggotanya berusaha menjalin relasi intim dengan
Allah dengan penuh sukacita dan kegembiraan serta dalam semangat persaudaraan
dan kesederhanaan hidup yang diwujudnyatakan dalam pelayanan kasih kepada
sesama yang miskin, lemah, tersingkir dan secara khusus mengalami penolakan
dalam hidup.
Mereka
yang didampingi oleh para suster PPYK terutama adalah anak-anak. Sampai saat
ini masih ada 43 anak yang tinggal dalam asuhan suster-suster PPYK. Anak-anak
tersebut datang dari berbagai tempat di seluruh penjuru Indonesia, dari
berbagai kalangan, dan dari berbagai latar belakang agama. Ada yang datang
dalam kandungan ibunya, ada yang datang ketika masih kecil, dan ada yang datang
sudah cukup besar. Rata-rata mereka datang dengan kisah hidupnya masing-masing.
Anak yang ditolak karena kelahirannya tidak diharapkan, anak-anak yang dianggap
“nakal”, atau yang tidak terpelihara karena berbagai alasan.
PPYK
membatasi pendampingan untuk anak-anak sampai usia SMA saja. Sesudah itu
diharapkan mereka bisa mandiri atau sudah kembali diterima oleh keluarga
mereka.
Selain
mereka yang tinggal dalam panti, para Suster PPYK juga aktif membantu
pengembangan ekonomi rumah tangga dan bantuan beasiswa untuk lebih dari 200
anak usia sekolah yang tinggal di sekitar biara PPYK.
Tantangan karya
“Ada
orang yang mengatakan bahwa kami melestarikan kenakalan. Bahkan ada yang
mengatakan bahwa kami mendukung sex bebas dengan mendampingi kelahiran
anak-anak yang tidak diinginkan oleh bapa ibunya dan merawat anak-anak mereka
sekalipun orangtuanya pergi. Kami tidak (mendukung). Tuhan yang bawa mereka
kepada kami setelah mereka ditolak dimana-mana, dan kami membantu mereka yang
ditolak supaya bisa lanjutkan hidup,” demikian Sr Yohana, PPYK menjelaskan.
Informasi lebih
lanjut mengenai karya dan
pendampingan
para suster PPYK
bisa dengan
mengunjungi biara PPYK di:
Kedungsriti,
Umbulharjo,
Cangkringan,
Sleman, Tlp 08112655291
atau
Kregan,
Pakemgedhe, Pakembinangun,
Pakem Sleman,
Yogyakarta. Tlp (0274) 896378.
Sr Theresia
(Pimpinan Umum) 085643111197
Sr Santi (Wakil
Pimpinan Umum) 081225555504.
0 komentar:
Posting Komentar